Sabtu, 22 Oktober 2011

RINDU

0 komentar

Mencoba bernafas di tengah himpitan sesaknya rindu...
Mencoba mengobati perihnya hati, tersayat sembilu rindu...
Mencoba memisahkan pikiran dan perasaan..
Mencoba mencampakkan keduanya pada tempat seharusnya..
Mencoba mewaraskan akal..
Setiap detik mencoba dan gagal...
Hatiku terbalut rindu akanmu..
Hatiku terus mengikuti jejak bayangmu..
Hatiku milikmu..
Hatiku merindukanmu..
Sangat dan teramat sangat....RINDU..

P.S : buat yang sedang merindu...

PATAH HATI

0 komentar
Laki-laki atau perempuan yang sedang patah hati, yang terlukai boleh mengalami trauma terhadap perempuan, atau laki-laki...Tetapi jangan Trauma menghadapi Tuhan. Jangan katakan Tuhan tidak adil, jangan katakan Tuhan tak pernah mendengarkan.....
Karena sebenarnya setiap situasi yang tidak mengenakkan, setiap luka hati yang kita alami, adalah alat Tuhan untuk mendewasakan kita....
Tak ada luka yang sembuh, tanpa melalui rasa sakit atau perih, dan tanpa berdarah-darah...
Dengan mengalami luka, sakit, perih, berdarah-darah, maka kita dipulihkan.....
Saat ini Tuhan, Jamahlah setiap hati yang tersakiti, Jamahlah setiap hati yang teraniaya oleh keadaan, oleh orang-orang yang mereka cintai, biarkanlah damaiMU ada di tengah-tengah mereka...
Biarkanlah mereka menyadari bahwa Engkau tak pernah jauh dari setiap mereka.....Amin.

DAMAI

0 komentar
Ketika tangan tak mampu menggapai,
Ketika jiwa haus akan jawaban,
Ketika pikiran tak bisa lagi dikekang,
KEtika tangan, kaki, dan pikiran tak bisa lagi berjalan bersama....
Maka saatnya untuk diam dan berserah...
Dalam luasnya keheningan yang tak terukur...
Disitulah dirimu yang terabaikan kau temui...
Disitulah Pribadi yang kau lupakan selama ini...
Dia yang terus mengawasimu ketika kau larut dengan nikmatnya khayalan duniawi...
Dalam luasnya keheningan yang tak terukur...
kembalilah....ada damai yang indah disana....

Saya Tak Kuat

0 komentar
Saya pikir saya sudah sangat kuat dan tegar...
Saya pikir saya sudah sangat bijaksana, sehingga bisa mengartikan segala sesuatu dengan pemahaman dunia....
Tetapi sebenarnya saya rapuh, saya sama sekali tidak tegar, saya sama sekali tidak bijaksana, saya sama sekali tidak hebat, ketika saya "TIDAK MENGANDALKAN TUHAN."
Ya Tuhan, biarlah semua pujian, rasa kagum yang saya dapatkan, hanya untuk kemuliaan NAMAMU....
Saya percaya bahwa Engkau Tuhan sangat menyayangi saya, Saya percaya Tuhan dalam sekejap Engkau bisa memutuskan segala sesuatu yang tidak berkenan dalam hidup saya, Saya percaya Tuhan, semua karena Engkau begitu mencintai saya, lebih dari cinta apapun di dunia ini...
Terima kasih Tuhan....Terima kasih...JalanMU sungguh indah dan tak terselami, ujilah saya setiap saat, dan saya ingin kembali bergandengan tangan bersamaMU, lewati satu hari ini....
Terima kasih TUhan....

Memahami

0 komentar
Orang-orang akan menilaimu buruk, bahwa kau pernah begini, bahwa kau pernah begitu..
Mereka hanya bisa menilai, dengan penilaian mereka, dan mereka akan mengupas semua keburukanmu..
Bagiku, itu hakmu. Apapun yang kau lakukan, kau memiliki alasannya, dan aku tidak harus mengerti itu, karena selain tak terpahami, hanya dirimu yang tahu yang terbaik untukmu..
Bagiku kau tetap manusia yang baik. Kau memiliki hati yang lembut, hati yang penuh kasih, hati yang penuh cinta...
Damai besertamu selalu....
Salam penuh cinta dan kasih....

Mengamati

0 komentar

“Saya sedang mengalami situasi depresi saat ini”
Awan datang dan pergi, ada yang besar ada yang kecil, ada yang hitam ada yang putih. Maka pada situasi ini saya hanya perlu menjadi langit. Mengawasi awan-awan itu dalam diam.
Tak perlu berusaha untuk merubahnya, tak perlu berusaha untuk mengusiknya.
Tonton dan amati..!
Karena masalah akan semakin muncul ketika saya mulai sibuk memperbaiki sesuatu yang bahkan saya pun tak mengerti.
Maka yang harus saya lakukan adalah memahami.
Karena ketika saya memahami, pada saat itu pula semuanya akan berubah....

Kamis, 13 Oktober 2011

JANGAN DI DEPAN ANAK-ANAK

0 komentar

Kata pepatah kuno. Anak-anak itu telinganya besar!
            Ketika Anda punya isu-isu atau masalah-masalah penting untuk didiskusikan, jangan pernah diskusikan di hadapan anak-anak. Saling setuju tentang sesuatu harus dilakukan di luar jangkauan pendengaran anak-anak.
            Tunggu sampai Anda berdua ada di luar rumah atau anak-anak telah tidur. Kemudian berbicaralah.
            Dengan tenang.
            Anak-anak mengkhawatirkan segala sesuatu. Mereka stres tentang segala sesuatu. Mereka menginternalkan segala sesuatu. Ketika ibu dan ayah bertengkar, mereka menyalahkan diri sendiri. Mereka dapat bertindak berbahaya ketika mereka mendengar argumen. Satu keluarga yang diasuh oleh Nanny Deb punya anak-anak yang terus merasa was-was karena si ibu mengancam akan meninggalkan si ayah di hadapan anak-anak mereka. Terkadang si ibu membawa anak-anak ke rumah neneknya dan meninggalkan anak-anak itu selama beberapa jam. Kemudian membawa mereka kembali ke rumah dan mulai bertengkar dengan si ayah lagi. Tidak ada yang senang, dan anak-anak itu benar-benar menderita.
            Jadi, tolong, rendahkan suara Anda dan simpan suara Anda itu untuk diri Anda sendiri. 

Rabu, 12 Oktober 2011

Anda Luar Biasa!!

0 komentar

Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. Amsal 31:29
Inilah pekerjaan paling menantang di seluruh dunia. Anda harus menguasai belasan bahkan puluhan skill sekaligus antara lain di bidang fashion, dekorasi, rekreasi, pendidikan, transportasi, psikologim kuliner, literatur, seni, percintaan, ekonomi, hiburan, agama, hukum, filsafat, kedokteran anak, teknologi informatika, dan manajemen. 
Ya, aktivitas seorang ibu rumah tangga seringkali menuntut kita menjadi orang yang serba bisa dan serba tahu. Tak terasa kita pun harus belajar banyak hal untuk menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga yang baik. Bagi Anda yang sudah menjadi Ibu rumah tangga, tentu saja Anda perlu ekstra usaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga. Tak perlu mengeluh atau mengasihani diri dengan setumpuk pekerjaan tersebut. Toh dengan mengomel pun, tumpukan cucian di ember tidak akan jadi berkurang. Sebaliknya, justru syukurilah dan banggalah menjadi seorang wanita yang dipilih untuk semua tugas-tugas itu.
Sederhananya begini. Orang tidak diberi banyak tanggung jawab bila ia tidak becus melakukan tugasnya dan tidak punya kemampuan memadai untuk melakukan pekerjaan ekstra. Benar, kan? Dalam pekerjaan, seorang yang cakap menunjukkan kemampuannya di tempat kerjalah yang akan berkesempatan mendapatkan promosi dan tentunya tambahan tanggung jawab berkaitan dengan kenaikan jabatannya itu. Lalu coba renungkan, bila Anda dipandang tidak becus mengurusi hidup, akankah Tuhan mempercayakan berbagai tanggung jawab itu kepada Anda? Tentunya tidak. Tuhan tahu kita dapat dipakai-Nya melakukan semua tugas dan tanggung jawab itu dengan baik. Ketika Tuhan menciptakan kita sebagai seorang wanita, Ia memperlengkapi kita dengan semua kemampuan di atas yang biasanya baru akan kita sadari ketika kita sudah menjadi ibu rumah tangga. Jadi, ketika Anda mengantar jemput anak ke sekolah, menyiapkan sarapan, mengepel lantai hari ini-lakukanlah sambil tersenyum karena Anda boleh bangga telah dipercaya Tuhan menjalankan tanggung jawab yang besar sebagai ibu rumah tangga. Amin
Ibu Rumah Tangga, Anda Luar Biasa!!

Selasa, 11 Oktober 2011

Terima Kasih

0 komentar


Dalam hal tenaga dan pengetahuan yang diperlukan, ungkapan terima kasih adalah salah satu prinsip yang termudah untuk diamalkan. Meskipun ucapan itu sering membuahkan imbalan yang berharga, amat sangat jarang diamalkan. Mengapa? Mungkin karena kurangnya sikap rendah hati—memang sulit mengakui kebutuhan untuk dibantu. Atau kurangnya keberanian—kita mungkin terlalu malu untuk memberitahukan orang lain betapa berartinya mereka bagi kita. Namun, orang-orang yang memiliki Kehebatan Hehari-Hari mereka selalu gesit mengungkapkan rasa terima kasih mereka setiap hari. Mereka tidak menganggap enteng hidup ini atau kebaikan hati orang lain. Mereka selalu berhasrat untuk mengucapkan terima kasih dan termasuk golongan orang pertama yang memberikan pujian banyak orang yang bisa tidur nyenyak jika dia menghargai berkah yang diterimanya, menyebutnya satu persatu.
Untuk sepanjang hari ini, sudah siapkah kita untuk mengucapkan Terima Kasih kepada setiap mereka yang sudah membantu kita, meskipun dengan bantuan yang kelihatannya tak berarti...?

Pribadi, Tempatku Melebur

0 komentar
Kemanakah kakimu melangkah,
Kedalam dekapan siapakah engkau melebur,
Kepada siapakah kau bertanya...?
Melangkah dalam jarak antara lutut dan lantai..
Melangkah dalam jarak yang tak berjarak..
Kedalam dekapan yang tak beruang, terlebur,
Ruang hampa yang bervolume kedamaian,
Dalam diam, dalam kesunyian, dalam hadirat Pribadi yang tertinggi...
Pribadi yang diam menelanjangi diriku dalam refleksiku, tak ada yang tersembunyi,
Pribadi yang tak membutuhkan penjelasan, namun telah menyelami segalanya sebelum aku mampu berkata-kata, dan menjawab semuanya dengan kuasaNYa..
Pribadi yang tak pernah menolakku, apapun keadaanku..
Pribadi yang mencintaiku, Pribadi yang selalu membuatku ingin selalu dekat..
Bahkan ketika aku kehilangan arah, ketika aku dinilai berdosa oleh dunia...
Pribadi itu, dengan kasihnya, akan selalu mendekapku,
Pribadi itu, denganNYA saja....aku melebur dalam damai.....

Cinta

0 komentar
mencintaiku dengan kesederhanaanmu..
mencintaiku dengan diammu..
mencintaiku dengan ketidakacuhanmu..
mencintaiku dengan kedataranmu..
mencintaiku dengan petikan gitarmu..
mencintaiku dengan janji yang tak muluk-muluk..
mencintaiku tanpa banyak menuntut...
mencintaiku hingga kumampu mengambil sikap..
mencintaiku hingga ku dapat mencintai diriku sendiri..

MAAFKAN

0 komentar


Di sebuah ruang pengadilan, seorang pemuda duduk di kursi terdakwa. Ia didakwa membunuh teman sebayanya. Sebelum hakim membaca keputusan, ia bertanya kepada ayah anak yang menjadi korban, “Pemuda ini terbukti bersalah membunuh putra Anda. Menurut Anda hukuman apa yang setimpal untuknya? Bapak tua itu menjawab,”Pak hakim anak saya telah meninggal. Hukuman apapun tidak akan mengembalikan hidupnya. Saya sangat mengasihinya, dan sekarang tidak punya siapa-siapa untuk saya kasihi. Tolong kirimkan terdakwa ke rumah saya, untuk menjadi anak saya.”
Mengucapkan kata maaf memang mudah, tetapi siapa yang mengetahui benarkah maaf itu adalah yang sebenar-benarnya dari lubuk hati yang terdalam. Bilamana ada orang lain yang menyakiti kita, baik secara batin maupun secara fisik, apa reaksi kita, Apakah ingin menghukumnya? Mencoba untuk membuatnya merasakan penderitaan yang kita rasakan, bahkan kalau bisa lebih menderita? Memaafkan memang bukan perkara semudah membalik telapak tangan. Perlu kerendahan hati dan kasih yang tulus untuk melakukannya.
Kita harus menyadari bahwa ibarat orang berhutang, kita lebih punya banyak berhutang kepada Tuhan, daripada orang lain kepada kita. Dosa kita terlalu banyak, dan telah lunas oleh kasih Kristus. Jadi, kalau hutang kita yang segitu banyaknya sudah Tuhan bayar lunas, mengapa kita masih harus terus menuntut orang lain “membayar” hutangnya kepada kita? Selain itu menyimpan dendam dan kebencian dalam hati hanya akan menimbulkan ketidaksejahteraan. Hanya menambah beban. Dengan memaafkan sebenarnya kita sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Ingatlah bahwa perintah yang Tuhan berikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita, termasuk perintah untuk mengampuni sesama kita. Menyimpan dendam ibarat membawa sekarung kentang busuk di punggung kita dan membawanya kemanapun kita pergi. Siapakah yang paling dirugikan? Tentu saja diri kita sendiri. Kita yang menghirup aroma busuknya, kita juga yang menanggung beban beratnya—setiap saat! Hari ini, ambillah keputusan untuk mengampuni dan bebaskanlah diri Anda sendiri. 

Spirit For Women.

Sabtu, 08 Oktober 2011

GOSIP

0 komentar

Seorang desa menyebarkan berita buruk tentang seorang teman, padahal kemudian ternyata berita itu tidak benar. Dia pun datang m
enemui seorang biksu untuk minta nasihat.

“Agar hatimu bisa tenang,” kata biksu itu, “kamu harus mengisi sebuah tas dengan ayam, mendatangi setiap rumah didesa, dan meletakan sehelai bulu ayam di ambang pintu.”

Si orang desa itu melakukannya dan kembali sambil mengumumkan bahwa dia sudah melakukan tugas itu. “Belum selesai!” seru sang biksu. “Ambil tasmu dan kumpulkan kembali setiap helai bulu yang tadi kau letakkan di ambang pintu.”

“Tapi semua bulu itu mungkin sudah hilang tertiup angin.”
Ucapan dapat dengan mudah menyebar, tapi sekeras apapun usahamu, kamu tak akan pernah bisa menghapus kembali gosip itu.”

Semua kita pernah bergosip, atau ada yang tidak pernah melakukannya? Membaca cerita ini, semoga saya, kita, lebih berhati-hati di masa yang akan datang...Semoga..

Jumat, 07 Oktober 2011

Beno Si Penjual Sapu

1 komentar

Kota ini sedang sepi, kebanyakan orang memilih berteduh di dalam rumah, menonton TV, FB-an, tidur, ngerumpi, makan, ngopi, yang masih sibuk dengan pekerjaannya, menghabiskan waktu dengan nyamannya dalam ruangan yang tak bocor.
Mataku menatap sekelebat bayangan yang bergegas dalam hujan, memikul 12 batang sapu lidi, tak beralas kaki, perut yang buncit lebih besar dari kaki dan tangannya yang kecil dan bertulang.
Kuletakkan cangkir kopi, bergegas ke luar jalan mencari bayangannya, pandanganku jauh ke bentangan jalan di depanku, bayangannya hilang.
Kulangkahkan kaki kesamping dan mencari ke bangunan di samping kios, ternyata dia melepaskan penat disitu. Sedang membungkuk, meletakkan bebannya sejenak, kebasahan, berteduh.
“Mari,” kataku.
Dia pun datang, mengangkat kembali sapunya, meletakkan di pundaknya dan mendatangiku.
“Sapunya ditaruh disitu, yah dan adik mari masuk.”

Kusajikan segelas teh panas dan beberapa potong roti, untuk dia makan. Tanpa tunggu lama, segera disantapnya dengan lahap.
Namanya Beno, anak kedua dari empat bersaudara. Kakak laki-lakinya duduk di kelas I SMA. Beno sendiri adalah anak kedua, duduk di kelas VI SD, adiknya di kelas IV SD, dan yang bungsu sendiri belum bersekolah.
Pekerjaan ayahnya adalah sopir, dan mama adalah ibu rumah tangga dan juga pembuat sapu lidi. Mereka tinggal di samping pekuburan Katolik Potu. Setiap kali dia berjualan,  jumlah terbanyak yang dia pikul adalah 15 batang, akan beruntung membawa sisa 5 batang, dan jika kurang beruntung sekitar 10 batang, dengan harga jual @Rp 3.000.-/batang.
Kulihat tadi masih tersisa 12 batang sapu. Dan dia akan masih akan berjalan lagi entah sampai sejauh mana dia kuat berjalan, dan menempuh perjalanan baliknya ke rumah. Tidak setiap hari dia berjualan sapu, kalau ada stok sapu yang harus dijual, baru dia akan berjalan untuk menjualnya. Jika tidak maka yang dilakukannya adalah membantu mamanya di rumah.
Hujan telah reda, entah sampai dimana dia saat ini. Wajah itu akan selalu aku ingat. Wajah kecil kurus, yang tak pernah kalah dengan keadaan. Setidaknya dia tidak mengemis dalam kesusahan hidup keluarganya. Orang tuanya pastilah orang tua yang hebat. Aku kagum. Terberkatilah mereka. Kerja keras, tak kenal menyerah, nilai-nilai ini jauh lebih bernilai dari harta apapun juga.
Ketika kutanya apakah cita-citanya...? Malu-malu dan sambil tersenyum, dia menjawab “Saya tidak tahu.”
Ketika dia berlalu, baru kusadari bahwa pertanyaan itu agak konyol untuk ditanyakan. Cita-cita...? Apakah masih sempat untuk dipikirkan? Bisa makan sehari, bisa bersekolah hingga kelas VI itu sudah cita-cita. Dan saya percaya kebesaran hati, perjuangannya tak pernah akan menjadi sia-sia. Cita-cita akan menjadi berkat luar biasa yang tak terbayangkan pada waktunya nanti. Ketika terus percaya, maka akan selalu ada jalan untuk cita-cita, yang tak pernah bisa diungkapkan, yang tak tersuarakan, yang terselubung, namun kan menjadi nyata suatu saat nanti....Amin.