Jumat, 09 September 2011

ALAT DI TANGAN TUHAN

0 komentar

Saaudara-i terkasih dan teman-teman sekalian, pernah anda berpikir bahwa kemampuan anda yang sederhana itu mampu melahirkan hal yang luar biasa. Terbersitkah dalam benakmu bahwa hal sederhana yang kamu miliki mampu mengobah dunia, mempengaruhi orang lain, membuat suatu keajaiban dan bahkan menyelamatkan orang lain, tidak anda sadari. Kalau belum pernah, yakinkan dirimu bahwa kemampuan, talenta, bakat atau apa saja yang anda punyai kendati pun itu sangat sederhana pada suatu saat akan "berdaya guna" untukmu dan orang lain. Optimislah bahwa dirimu saja adalah suatu keajaiban yang tidak terkira bagi dunia ini.

Seorang wanita muda yang merasa dirinya tidak mempunyai apa-apa, tidak punya bakat atau talenta yang patut dibaggakan apalagi di"laporkan" ke orang lain atau lingkungan. Tapi ia punya "sesuatu" yang tidak semua orang miliki yakni sikap optimis dan semangatnya. Ini yang senantiasa menyertai langkah hidupnya. ini barangkali yang membedakan dirinya dengan banyak orang. Ini yang seyogianya hadir di setiap langkahnya; SEMANGAT DAN OPTIMIS.

Pada suatu hari ia mendaftar menjadi anggota paduan suara di Gerejanya (anggota koor). Melihat suaranya yang pas-pasan, ia tidak bermimpi menjadi penyanyi profesional, seperti Shania Twain, apalagi Taylor Swift. Pemimpin (dirigen) dari paduan suara itu "mentest" nya beberapa kali. Hasilnya sangat tidak memuaskan dari segi "SUARA". Suaranya jelek, tidak mempunyai karakter dan yang paling utama, sulit menentuka ia punya suara yang mana: sopran, mejo sopran atau alto. Maka ia pun sulit dimasukkan ke suara 1, 2 atau tiga. Tapi dirigen itu melihat sesuatu yang luar biasa dalam dirinya; keseriusan, semangat dan optimis. Maka ia pun diterima. Wanita muda itu pun sangat serius dan bertanggung jawab. Ia latihan bukan hanya saat di tempat latihan (Gereja) bahkan setiap saat, bahkan ketika ia berjalan ia sering mengulang lagu-lagu itu.

Wanita itu tinggal di apartement lantai ke-3. Apartemen itu dikenal sangat rawan. Di sana sering terjadi pencurian, pembongkaran dan perampokan. Pada suatu malam ketika pulang latihan,  ia melihat seorang laki-laki yang seram dan sangat mencurigakan di sekitar lantai 3. Ia pun keringat diingin dan sangat ketakutan. Ia berpikir bahwa ia dalam bahaya besar. Tetapi entah kenapa ia spontan bernyanyi, lagu yang sedang mereka latih, "ketika kamu berjalan dalam badai sekali pun jangan takut karena kamu tidak berjalan sendirian. Allah ada di sana menyelamatkanmu,”  Ia terus mengulang-ulang lagu ini sampai ia masuk ke kamarya. Ketika ia sudah berada di kamarnya, wanita itu pun bersyukur kepada Allah karena ia selamat dari orang yang dicurigainya itu.

Besoknya ketika ia bangun, Wanita itu menemukan selembar kertas di bawah pintunya dan di sana terhampar suatu tulisan demikian, "Saya sama sekali tidak mengenalmu, tetapi terimakasih banyak atas lagumu tadi malam, “ketika kamu berjalan dalam badai sekali pun jangan takut karena kamu tidak berjalan sendirian. Allah ada di sana menyelamatkanmu,” Sebenarnya saat itu, saya sedang putus asa dan dalam posisi mau bunuh diri, melompat dari apartement lantai 3, karena banyak masalah yang melanda hidupku. Tetapi ketika saya mendengar lagu mu itu, saya membatalkan rencanaku untuk bunuh diri itu. Kamu telah menyelamatkan saya. Terimaksih banyak. Saya akan bersikap optimis dan semangat. (Di bawah ia tanda tangani, dari laki-laki yang kamu lihat tadi malam). Wanita itu pun terharu karena, apa yang dia miliki, "SUARA JELEK'  tapi itu telah menyelamat hidup orang lain.

Saudara-i terkasih, kita punya talenta, kita punya bakat, kita punya kemampuan yang tidak sama dan seragam. Tapi ingatlah keberhasilan bukan terutama ditentukan oleh berapa banyak talenta atau kemampuan bahkan briliannya otak anda tetapi yang paling utama ialah: SEMANGAT, OPTIMIS DAN BERJUANG. Ini yang dimiliki oleh wanita dalam kisah itu. Semoga kita mampu seperti wanita biasa itu bahkan mungkin kita lebih punya banyak kemampuan, talenta dan bakat dibandingkan dirinya. Yakinlah pada suatu saat anda dan saya juga akan dipakai Tuhan untuk membuat suatu "keajaiban" dalam hidup ini dari kemampuan kita yang biasa dan sederhana.  Semoga


by : Yosafat Ivo Ofm Cap

Kamis, 08 September 2011

JANGAN BIARKAN BAHTERA ITU KARAM

0 komentar
Masihkahkah lampu itu bercahaya, dan roda itu tetap berputar. Masihkah  matahari itu tetap akan terbit esok pagi dan bulan serta bintang itu muncul pada malam gelap.? Masihkah kita tetap berharap akan turunnya hujan untuk menyapu kemarau ini dan memberikan kesegaran bagi tanah kering dan tanaman yang hampir layu?  Dan masihkah kami harus tetap bertahan saat kami sudah berdiri di “rel” yang berbeda yang tidak mungkin ada pertemuan?

Inilah “sekepingan” keluhan yang bernada keputusasaan dari sepasang suami isteri yang keluarganya dilanda prahara. Mereka bagai mengayuh bahtera itu di tengah gelora ombak dan kepungan badai samudera. Mereka seperti kehilangan arah bagaimana harus membawa “perahu” yang retak itu sampai pada tujuan; kesatuan kekal,  kegembiraan abagi dan sehidup semati, sebagaimana mereka telah janjikan saat menikah 13 tahun yang lalu. Mereka telah mencatat bahwa “perahu” itu telah sarat dan bahkan hampir  tenggelam karena penuh dengan muatan; keegoisan, menang sendiri, curiga, cemburu buta, salah paham, salah pengertian,  cuek, tidak mau bertanya,  kasar, negatif thinking, pesimis, gampang tersinggung.

Saat hening berteman sepi, aku ambil tiga lembar kertas kosong,  satu untuk suami, satu untuk isteri dan satu untuk saya. Untuk mereka saya sudah beri dua pertanyaan;  sebagai suami dan isteri apakah kamu masih melihat hal positif dalam diri pasanganmu? Dan jika ada coba tuliskan.  Dari jawaban mereka saya temukan beberapa yang menjadi mutiara indah dan kekuatan dahsyat yang mampu “menambal” bahtera yang retak itu yakni mereka masih cinta satu sama lain, cinta anak-anak.

Kemudian aku paparkan pesan dari kertasku sendiri, “Jangan terlalu fokus dengan hal negatif tetapi seriuslah berpikir dengan hal yang positif yang sungguh membangun. Atau dengan bahasa sederhana, jadikanlah problem itu menjadi kekuatan untuk memurnikan cinta dan kasih itu.  Kedua jangan juga terlalu dan terkuras waktu dan pemikiran untuk melihat sisi negatif dari pasanganmu tetapi carilah sesuatu yang positif yang bisa membuang rasa dan pikiran negatif itu karena banyak terjadi bahwa  masalah terbesar bukan karena sesuatu yang jelek atau buruk dalam diri pasangan tetapi terlebih sikap yang  terpatri dalam diri sendiri  yang hanya melihat sisi negatif. Atau dengan bahasa khiasan, lembaran hitam itu pasti ada juga titik putih di dalamnya.
    
Karena itu, saya tidak meminta anda untuk menghindari badai itu dan juga tidak mengharapkan anda  untuk menyesali  kalau “perahu” itu telah berada di tengah samudera yang berkecamuk. Aku meminta anda, buanglah muatan yang tidak baik itu (egois, curiga, menang sendiri, pesimis, negative thinking.. dst) dengan cinta yang kamu miliki dan harta terbesar (anak-anak) yang kamu punya. Aku sapa isterinya: ”Jangan biarkan suamimu seorang diri membawa bahtera itu, tetapi bantulah dia dengan kekuatanmu: dukungan, doa, sapaan, senyuman, sambutan hangatmu dan pelayananmu. Sapaan untuk suami, “Berilah juga  waktu bagi  isterimu untuk mengarahkan bahtera itu dengan, “Kepercayaan, tanggungjawab, kesempatan,  dukungan, doa, kehadiranmu, dst.” Inti  terdalam kalau anda sering bersatu dan bersama dalam kegembiraan pupuklah juga sikap yang sama satu dalam masalah, satu dalam badai, satu dalam derita.

Kalau awalnya mereka datang dengan sedih, pesimis dan tetapi akhirnya mereka pulang dengan gembira dan optimis diwarnai jabat tangan mesra. Doaku untukmu…..  

Saudara-I dan teman-teman sekalian, bangunlah bahtera itu dengan saling mempercayai, arahkanlah perahu itu dengan saling mendukung. Bersatulah dalam suka, dan semakin bersatulah dalam badai kehidupan. Jangan biarkan perahu itu sarat dengan muatan yang tidak baik.  Kalau ini nyata, cahaya yang beredip-kedip itu akan terang kembali,  roda tersendat itu akan lancar kembali, rel itu akan bersatu kembali lewat kasih dan akhirnya bahtera itu akan berhasil melewati badai samudera itu. Maka jangan tergantung apakah matahari itu akan terbit esok pagi dan bulan serta bintangitu muncul di malam gelap, tetapi nyalakanlah cahayamu sendiri dan api cinta kasihmu dengan kesetiaan, keterbukaan, saling mendukung dst.  Semoga.