Sabtu, 07 Juli 2012

Pikiran Yang Melayang-Layang

0 komentar

Kecemasan bukan hanya siksaan yang kita minta supaya diredakan Allah, melainkan juga kelemahan yang kita minta supaya Dia ampuni---karena Dia telah meminta kita untuk tidak mengkhawatirkan hari esok.
Banyak dari kekhwatiran kita bersumber dari kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya peristiwa yang membahayakan dan membesar-besarkan kemungkinan akibat buruknya. Saat membayangkan masa depan, imajinasi kita berkembang menjadi liar. 

Cara terbaik untuk mengatasi pemborosan energi mental dan emosi ini adalah hidup dengan menjalani saat ini, sekarang ini. Bukan apa yang akan kita jalani esok, minggu depan, apalagi bulan depan melainkan saat ini disini. Memang lebih mudah mengatakan daripada menjalaninya. Pikiran manusia sering melayang-layang, terutama jika kita tidak terkonsentrasi pada sesuatu yang merangsang pikiran.

Jumat, 22 Juni 2012

Kasih

0 komentar
Karena dibesarkan dalam keluarga yang suka menganaiaya, seorang gadis bersikap getir kepada orangtuanya. Tetapi ketika didiagnosis mengidap kanker payudara, dia memutuskan untuk mencintai orangtuanya, meskipun punya masa lalu yang kelam.

Setiap pagi, saat berangkat kerja, dia berkata kepada ibunya bahwa dia mencintainya. ibunya tak pernah menjawab.

Kemudian pada suatu hari, setelah kira-kira tiga bulan berlalu, gadis itu terlambat berangkat kerja dan bergegas keluar rumah. Ibunya bergegas ke pintu. "Ada yang lupa," serunya. "Apa?" tanya si gadis.
"Kamu lupa mengatakan "Aku Cinta Mama." Keduanya berpelukan. Keduanya sembuh. Keduanya menangis.

Selamat PAgi....Iman, pengharapan dan Kasih, yang terbesar diantaranya adalah Kasih....KAsih memang dapat merubah segala kekakuan, segala amarah, segala benci, segala penyesalan, segala dendam, segala yang tidak mengenakkan hati...
hanya KASIH.....KASIH itu KRISTUS....

Tuhan YESUS memberkati...


Sabtu, 16 Juni 2012

MERCU SUAR

0 komentar
photo by Sonny Saban
Pada suatu malam yang berkabut di lautan, seorang nakhoda kapal melihat seuatu yang mirip dengan lampu sebuah kapal lain yang menuju ke arah kapalnya. Dia menyuruh anak buah-nya menghubungi kapal itu dengan memberikan sinyal berupa cahaya. Pesannya adalah : “Ubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan.”
                Jawabannya : “Ubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan.”

                Lalu, Nakhoda itu menjawab : “Aku nakhoda disini, jadi kamulah yang harus mengubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan.”
                Jawaban : “Aku pelaut kelas satu-ubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan.”

                jawaban itu benar-benar membuat sang nakhoda murka, sehingga dia membalas sinyal itu kembali: “Aku Kapal perang-ubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan.”
                Jawaban : “Dan aku mercu suar. Ubah haluanmu sepuluh derajat ke selatan!”

Meskipun ringan, pesan kocak ini sangat gamblang : Ukuran kapal atau jabatan tidak ada artinya. Mercu Suar tidak bisa mengubah haluannya. Haluannya permanen, tetap. Hanya si nakhodalah yang memiliki pilihan apakah akan mengubah atau tidak mengubah haluannya.
Mercu suar ibarat prinsip. Prinsip tidak bisa dikotak-katik; prinsip bersifat universal dan abadi. Prinsip tidak berubah. Prinsip tidak memandang usia, ras, keyakinan, gender atau status. Setiap orang terkena oleh prinsip. Seperti mercu suar, prinsip menyediakan  tanda yang permanen, dan setiap orang dapat menetapkan arah yang mereka tuju, baik ketika sedang ada badai maupun dalam keadaan tenang, baik ketika gelap maupun terang.

Rabu, 07 Maret 2012

Tuhan Memberkati

0 komentar
Ada kesedihan terlintas,
Ada rasa sakit hati yang menerpa,
Ada kebencian yang menyusup,
Ada penyesalan mendalam,
Jika saja kata “seandainya” bisa membuat jiwa merasa lebih baik...
Dan ternyata tidak, "seandainya" tidak akan mengubah apapun.
Kebesaran hati, keberanian untuk melepaskanlah..
Kesediaan untuk memberilah..
Sebuah tarikan nafas, mengiringi beban yang terlepas..
Akhirnya hanya bisa memberkatimu dengan semua kelakuanmu
Kembalilah ke jalan yang baik, dan berikan kami contoh yang sudah sangat layak dan pantas kami dapatkan.
Semoga Tuhan memberkati.

PAKU-PAKU PADA TIANG

1 komentar
PAKU-PAKU PADA TIANG

Dalam cerita yang keras dari seorang pembaca di sekolah pada era Perang Saudara, kita melihat suatu jeni pelajaran lain yang diberikan di lingkungan rumah. Dalam cerita ini dikisahkan tentang seorang ayah yang memberikan pelajaran moral yang keras tetapi dengan cara yang mengasihi pada anak laki-lakinya.

Pada suatu waktu ada seorang petani yang mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama John. Anak muda ini sangat mudah untuk bersikap tergesa-gesa dan ceroboh dalam mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya.

Pada suatu hari, ayahnya berkata padanya, “John, kamu begitu ceroboh dan pelupa, karena itu setiap kali kamu melakukan kekeliruan, aku akan menancapkan sebuah paku pada tiang ini untuk mengingatkan kamu seberapa sering kamu bersikap nakal. Dan setiap kali kamu melakukan tugasmu dengan benar, aku akan mencabut satu paku dari tiang itu.” Ayahnya melakukan tepat seperti yang dikatakannya, dan setiap hari dia menancapkan satu paku dan kadang-kadang banyak sekali paku, tetapi jarang sekali mencabut paku.

Pada akhirnya John melihat bahwa tiang itu sudah hampir tertutup oleh paku dan dia mulai merasa malu dengan kesalahannya yang begitu banyak. Dia memutuskan untuk menjadi anak yang baik, dan hari berikutnya dia bersikap begitu manis dan rajin sehingga beberapa buah paku dicabut. Hari berikutnya lagi hal yang sama terjadi, dan seterusnya dan seterusnya sampai lama, sampai akhirnya hanya sebuah paku masih menancap disana. Ayahnya kemudian memanggilnya, dan berkata, “Lihat John, ini adalah paku terakhir dan sekarang aku akan mencabutnya. Apakah kamu tidak senang melihatnya?”

John memandang tiang itu, dan kemudian, bukannya mengungkapkan kegembiraannya, seperti yang diharapkan oleh ayahnya, dia menagis tersedu-sedu. “Ada apa,”tanya ayahnya, “mengapa kamu menagis? Aku pikir kamu akan bersukacita karena semua paku sudah tidak ada lagi.”

“Memang, “ kata John dengan sedu sedan didadanya, “memang semua paku sudah tidak kelihatan lagi, tetapi bekas-bekasnya masih ada disana.”

Jadi begitulah, anak-anak yang baik, dengan kesalahan-kesalahan dan kebiasaan-kebiasaan buruk kalian, kalian mungkin bisa mengatasinya, kalian mungkin bisa menyembuhkannya secara besar-besaran, tetapi bekas-bekas lukanya masih saja kelihatan. Jadi, terimalah nasihatku, dan kapan saja kalian menyadari bahwa kalian melakukan sesuatu yang salah, atau melakukan sesuatu yang buruk, berhentilah segera. Karena setiap kalian menyerah dan melakukannya, berarti kalian menancapkan sebuah paku lain, dan hal itu akan menginggalkan bekas luka pada jiwa kalian, bahkan meskipun setelah pakunya dicabut kemudian.

M.F. Cowdery


Rabu, 15 Februari 2012

AKU, MIKE, KUE BOLU

0 komentar
Putra kami yang berusia sembilan tahun, Mike, pulang dari rapat Club Scout dan mengabarkan bahwa kelompoknya akan menjadi penyelenggara acara jamuan makan dan penjualan kue bolu. Kue bolu harus dibuat oleh anggota Cub Scout dan ayah mereka.
Aku belum pernah membuat kue bolu. Tetapi, karena pernah melihat istriku menggunakan adonan instan, aku menyambut proyek itu tanpa protes.
Ketika saat itu tiba, aku dan Mike memilih adonan kue bolu instan warna kuning. Dengan mengikuti petunjuknya, kami campurkan bahan adonan itu dan menuangkannya ke dalam dua buah loyang bundar. Dengan penuh perAcya diri, kami masukkan kedua loyang itu ke dalam oven. Ketika mengeluarkannya setelah tiga puluh menit berlalu, sesuai dengan petunjuk, aku kaget
karena kue bolu itu tidak tegak dan

Dari Ucapan Syukur pada Pujian

0 komentar
Dari Ucapan Syukur pada Pujian
Dengan bersyukur---dan dengan mendisiplinkan diri untuk menyebut satu persatu dan memberi bentuk nyata pada ucapan syukur kita—kita membuat pikiran kita beralih dari kelemahan kita pada kekuatanNya, dari ketidakmampuan kita pada kemampuan Tuhan, dari kegagalan kita pada keberhasilan-Nya, dan dari kekurangan kita pada kelimpahan-Nya. Dengan berbuat begitu, kita meletakkan diri kita pada posisi untuk diangkat-Nya dari tempat kita berada ke tempat Ia berada!

Selasa, 17 Januari 2012

KELUARLAH DARI PENJARA DIRI ANDA SENDIRI

0 komentar
Salah Satu semboyan yang umum di antara pria dan wanita yang dijatuhi hukuman di penjara federal adalah “Anda tidak mempunyai harapan sedikitpun.”

Itu memang pernyataan yang menyedihkan dan putus asa, yang merampas harapan sekecil apapun yang masih dipunyai tahanan-tahanan itu. “Anda tidak mempunyai penghasilan; anak-anak Anda malu mengatakan bahwa mereka berhubungan dengan Anda; istri Anda tidak akan datang menjenguk Anda dan mungkin akan segera menceraikan Anda; tidak ada yang akan berubah dalam kehidupan Anda. Jangan mengharapkan apa pun menjadi lebih baik. Anda sedang mendapatkan apa yang layak Anda terima. Anda tidak mempunyai harapan sedikitpun.”

Sedihnya, banyak orang “di duni luar” sedang menjalani kehidupan dalam penjara diri sendiri, dalam penjara-penjara yang mereka buat sendiri, dan telah tunduk pada cara berpikir yang sama. Inilah yang terbaik yang Engkau harapkan. Segala sesuatu tidak akan menjadi lebih baik, jadi engkau sebaiknya duduk, tetap diam dan menanggungnya.

Tidak! Anda dapat keluar dari penjara itu! Pintu tersebut tidak dikunci. Yang harus Anda lakukan hanyalah mulai mengharapkan hal-hal baik dalam kehidupan Anda dan mulai mempercayai Tuhan tentang masa depan yang luar biasa. Anda memang mempunyai pengharapan akan hal-hal baik!

Sabtu, 14 Januari 2012

Kapan Ayah Pulang

0 komentar
Beberapa tahun yang lalu aku punya masalah-aku tak sabar berangkat ke kantor pada pagi hari dan baru pulang pada saat hari sudah malam dengan perasaan enggan. Menjadi anggota kabinet terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan pekerjaan lain yang pernah kulakukan sehingga aku tak pernah jemu.

Tidak mengherankan bahwa berbagai aspek dari kehidupanku ibaratnya mengkerut seperti kismis

Kapan Ayah Pulang

0 komentar
Beberapa tahun yang lalu aku punya masalah-aku tak sabar berangkat ke kantor pada pagi hari dan baru pulang pada saat hari sudah malam dengan perasaan enggan. Menjadi anggota kabinet terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan pekerjaan lain yang pernah kulakukan sehingga aku tak pernah jemu.

Tidak mengherankan bahwa berbagai aspek dari kehidupanku ibaratnya mengkerut seperti kismis kering. Aku kehilangan kontak dengan teman-teman lamaku. Aku jarang bertemu dengan istriku, bahkan lebih jarang lagi dengan kedua putraku, Adam yang waktu itu berusia 12 tahun, dan Sam 12 tahun.

Suatu sore untuk keenam kalinya secara berturut-turut, aku menelepon ke rumah untuk mengatakan kepada kedua puteraku bahwa sekali lagi aku tidak bisa pulang sebelum jam tidur mereka. Tidak apa-apa, kata Sam. Tapi bisakah ayah membangunkanku kalau Ayah sudah pulang? Pasti sudah larut malam, jawabku. Dia pasti suda tertidur lelap jauh sebelum aku tiba di rumah. Mungkin lebih baik kalau kita bertemu di pagi hari saja.

Sam mendengarkan , tapi bersikeras dengan keinginannya. Kutanya mengapa. Jawabnya, dia hanya ingin yakin bahwa aku sudah benar-benar pulang.

Sampai sekarang aku tidak bisa menjelaskan secara tepat apa yang terjadi pada saat itu, tetapi tiba-tiba saja aku sadar, dengan keputusan yang mantap, bahwa aku harus meninggalkan pekerjaanku.

ROBERT REICH
MANTAN MENTERI TENAGA KERJA AS.

Rabu, 04 Januari 2012

Nada Dan Tuhan

0 komentar
Meskipun orang-orang mungkin membuat kita merasa lemah, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Salah satu cara terhebat untuk menyatakan kepercayaan kita kepada Allah dan pujian kita bagiNYA adalah melalui musik. Jika Anda sering mendengarkan lagu-lagu pujian dan penyembahan, nyalakanlah cd favorit Anda dan nyanyikanlah hati Anda kepada Allah. Jika Anda tidak memiliki musik Kristiani di rumah Anda, kunjungilah toko buku Kristiani atau bagian Rohani Kristiani di toko media favorit Anda, dan pilihlah sesuatu yang akan mengingatkan Anda akan kebaikan Allah....
Dan segera rasakan DamaiNYA mengalir lewat penyembahan yang teduh, tenang, damai dan indah....
Terimakasih Tuhanku..