Kamis, 14 April 2011

Kematian

Sudah jarang aku melihatnya melewati jalan setapak ini. kami saling berbagi senyuman ketika berpapasan. tapi aku tak tahu siapa namanya. terakhir aku melhatnya sekitar sebulan lalu, ketika ia memimpin ibadat di Rumah ibu kostku. dan benar2 menjadi saat terakhir.
Pemuda itu sibuk mengangkat beberapa kursi di pundaknya, menuju rumah itu. Tetangga-tetangga menuju ke rumah itu. Bapak kost hari ini tidak ke kantor, begitu juga dengan ibu kost. Dan mungkin juga ka Yeli Foeh.
Teman anakku berkata : "Mama Jeri, ada orang mati di sana."
"Siapa yang meninggal, Agi?"
"Tanta Opa. jawabnya".
Aku bertanya-tanya dalam hati tanta Opa siapa yah...? Mungkin tetua kampung ini, yang selama ini sakit dan tak pernah kutemui.
Lima belas menit kemudian, aku bertanya kepada istri dari pemilik kost.
"Siapakah yang meninggal...?"
"Tanta Opa, jawabnya?"
"Tanta OPa yang mana, tanyaku kembali."
"Itu yang pimpin ibadat di rumah waktu itu."
Oooh. Aku kaget. Tuhan, ibu itukah?
Wanita paruh baya itu masih tegap, masih manis, tapi tak kusangka itu adalah saat terakhir aku melihatnya.
Katanya, MA Ati, "Dia mati, mah badannya ke biasa saja."
Seperti itulah kematian, datang tak pernah diundang. Seperti pencuri, merenggut jiwa dari tubuh duniawi. Tak peduli siap ataukah tidak manusia yang dijemput kematian.
setiap mendengar ada yang meninggal, Aku jadi takut, mungkin aku takut karena belum siap untuk dipanggil.
Menghadapi ketakutan itu, aku hanya bisa membatin :
"Tuhan, didalam tanganMu aku serahkan hidup dan matiku. Ampuni dosa-dosaku, dan layakkanlah Aku untuk menghadap hadiratMu, ketika saatku tiba. Amin."
Selamat jalan Tanta Opa, semoga Jiwamu tenang disisiNya. Dan kebaikanmu akan terus terukir, terkenang di hati orang-orang yang kau tinggalkan.

0 komentar:

Posting Komentar