Kecemasan bukan hanya siksaan yang kita minta supaya diredakan Allah, melainkan juga kelemahan yang kita minta supaya Dia ampuni---karena Dia telah meminta kita untuk tidak mengkhawatirkan hari esok.
Banyak dari kekhwatiran kita
bersumber dari kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya
peristiwa yang membahayakan dan membesar-besarkan kemungkinan akibat buruknya.
Saat membayangkan masa depan, imajinasi kita berkembang menjadi liar.
Cara terbaik untuk mengatasi
pemborosan energi mental dan emosi ini adalah hidup dengan menjalani saat ini,
sekarang ini. Bukan apa yang akan kita jalani esok, minggu depan, apalagi bulan
depan melainkan saat ini disini. Memang lebih mudah mengatakan daripada
menjalaninya. Pikiran manusia sering melayang-layang, terutama jika kita tidak
terkonsentrasi pada sesuatu yang merangsang pikiran.