Jumat, 21 Januari 2011

MENDIDIK

Jika kau dididik dengan pukulan, maka didiklah anakmu dengan kata-kata yang lemah lembut.
Jika kau dididik dengan kasih yang dipilah-pilah, maka belaJarlah untuk memberikan kasih yang adil.
Jika kau dididik dengan konsep harus sempurna, maka bantulah anakmu untuk mencari yg terbaik dari dirinya dan berikan dorongan untuk mengembangkannya.
Jika kau dididik dgn konsep anak yang baik harus mengkuti keinginanan orang tua, maka belaJarlah untuk mendidik anakmu untuk bisa membuat keputusan yang baik untuk dirinya.
Jika kau dididik bahwa uang,harga diri, martabat adalah segalanya maka didiklah anakmu bahwa diatas semuanya itu yang terpenting adalah berbagi, memberi dan juga kasih.
Memang tidak mudah tapi setidaknya berusahalah untuk melakukanya hari demi hari sebaik mungkin, hingga mendarah daging..



Terkadang kegagalan selalu menjadi kesalahan anak sepenuhnya. Bagaimana dengan orang tua...sudahkah mereka menanamkan nilai-nilai yang benar?. Perlakuan satu anak dengan anak yang lain bisa sangat berbeda. Kebiasaan membanding-bandingkan membuat anak kehilangan Jati diri dan tak pernah menjadi dirinya sendiri.
Yang pada akhirnya berusaha setengah mau mampus membenahi diri, melawan nilai-nilai negatif yang sudah ditanamkan sejak kecil. Jari-jari tangan saya masih bisa merasakan sakitnya mistar kayu ketika berusia seperti anak saya, ketika mengaari anak saya membaca. Apakah anak saya juga harus merasakan sakit itu?
Masih ingat dalam ingatan saya kaki yang Luka, dilempar kayu karena memberontak karena merasa tidak memberikan waktu untuk istirahat. Masih dengan pakaian sekolah sudah diminta untuk mencuci pakaian kotor sendiri. Saya waktu itu hanya minta waktu untuk makan dan beristirahat sedikit.
Orang Tua memang dilahirkan lebih dahulu dari sang anak, tetapi apakah mereka selalu benar? Tuhankah mereka?
Ada orang tua yang memang belajar dari kehidupannya, biJak dan welas asih dalam mendidik anak. Tidak sedikit juga yang bisa melakukannya.
Anak yang dididik dengan kasar cenderung menJadi pribadi yang kasar.
Anak yang dididik dengan ketidksabaran akan cenderung menJadi selalu tergesa-gesa.
Saya cenderung kasar, tidak sabaran, emosional, tapi apakah anak saya juga harus menjadi pribadi yang cenderung kasar, tidak sabaran dan Juga emosional?
Sumpah saat ini saya setengah mau mampus merubah diri saya. Seperti apa pribadi saya terbentuk setelah dibentuk oleh hidup saya inilah saya.
Karena saya tidak bisa memilih ditengah orangtua mana saya dilahirkan.
saya cuma punya dua pilihan :" Berubah, menjadi pribadi yang lebih baik? atau "Selamanya menjadi pribadi yang cenderung kasar, tidak sabaran, emosional." selamanya, menginvestasikannya hingga turunan saya
Sesuatu yang diturunkan itu akan sepertii virus, yang senantiasa mempertahankan diri, bermutasi menJadi virus yang lebih baik atau malah sebaliknya menJadi Virus yang lebih Jahat dari neraka jahanam.


0 komentar:

Posting Komentar