Jumat, 27 Mei 2011

BILA IBU BOLEH MEMILIH



Bila ibu boleh memilih:
Apakah ibu berbadan langsing atau
berbadan besar karena mengandungmu,
maka ibu akan memilih mengandungmu...
Karena ketika mengandungmu
Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran
Allah

Sembilan bulan, Nak,
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemana pun ibu pergi
Engkau ikut merasakan
Ketika jantung ibu berdetak karena
kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu
ketika engkau merasa tidak nyaman
karena
ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku,
Bila ibu boleh memilih;
Apakah ibu harus operasi caesar atau
ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka, ibu memilih berjuang
melahirkanmu.
Karena menunggu dari jam ke jam,
menit ke menit kelahiranmu
adalah seperti menunggu antrian
memasuki salah satu pintu surga.
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk
mencari jalan keluar ke dunia
sangat ibu rasakan.
Saat itulah kebesaran Allah
menyelimuti kita berdua.
Malaikat tersenyum di antara peluh dan
erangan rasa sakit
yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada
Siapa pun.

Ketika engkau hadir,
tangismu memecah dunia.
Saat itulah...saat paling membahagiakan.
Segala sakit dan derita sirna melihat
dirimu yang merah,
mendengar ayahmu
mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan
penetapan hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu.

Anakku, bila ibu boleh memilih:
apakah ibu berdada indah atau
harus bangun tengah malam untuk
menyusuimu,
maka ibu memilih menyusuimu.
Karena dengan menyusuimu
ibu telah membekali hidupmu dengan
tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang
sangat berharga.
Merasakan kehangatan bibir dan
badanmu di dada ibu dalam kantuk ibu
adalah sebuah rasa luar biasa
yang orang lain tidak bisa rasakan.

Anakku,
bila ibu boleh memilih;
Apakah duduk berlama-lama
di ruang rapat
atau duduk di lantai menemanimu
menempelkan puzzle,
maka ibu memilih bermain puzzle
denganmu.
Tetapi anakku....
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa
sepi dan merana.
Maka, maafkanlah, Nak..
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah, Nak, ibu sedang
menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
agar tidak ada satu keping pun
bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah, Nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka
ibu
Percayalah, Nak...
Engkau selalu menjadi belahan nyawa ibu


Dikutip dari
Puisi Hati Ratih Sanggarwati

0 komentar:

Posting Komentar