Jumat, 11 November 2011

Stop From The Very Beginning

Tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi peremuan yang beribadah. 1 Timotius 2:10

Ketike Yesus berpuasa selama 40 hari, Ia dibawa ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Meski dalam keadaan fisik yang lemah, Yesus menang atas pencobaab itu. Tapi mengapa banyak anak Tuhan yang masih juga jatuh bangun dalam menghadapi godaan dosa? Bukankah Tuhan Yesus telah menang dan kita pun juga ditentukan untuk menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang? (Roma 8:37). Masalahnya adalah ketika anak Tuhan mulai membuka celah bagi iblis, maka, iblis pun akan terus menerus mengejarnya supaya melakukan lebih banyak dosa. Kita berpikir toh hanya satu kali, setelah itu tidak lagi. Padahal dosa bersifat mengikat. Biasanya satu kebohongan akan menuntun kita kepada kebohongan yang lain. Satu dosa akan menuntun kita kepada satu dosa yang lin. Ini membuat kehidupan kita semakin jauh dari Tuhan. Tanpa sadar, kita menganggap bahwa kehidupan seperti yang kita jalani itu adalah hal yang wajar.

Misalnya, banyak perselingkuhan diawali dari Facebook, Sms, atau Bbm. Ketika sepasang suami istri mungkin terlalu sibuk dengan anak dan pekerjaannya masing-masing, eh, secara tidak sengaja ia bertemu dengan teman/pacar lama di Facebook. Kemudian mulailah komunikasi intens melalui SMS atau BBM. Obrolan seru lama kelamaan beralih menjadi saling curhat. Tidak mengherankan bila pada akhirnya banyak suami/istri yang merasa lebih diperhatikan oleh teman lama/pacarnya dulu daripada pasangannya sekarang. Dan ketika pasangan mulai curiga, kebohongan-kebohongan pun mulai terjadi. Banyak perselingkuhan terjadi karena kita berpikir bahwa kita akan bisa mengendalikan situasi dan terlalu percaya diri bahwa kita tidak akan jatuh.

Dalam Matius 26:41 dikatakan bahwa Roh meang penurut tetapi daging lemah. Kita harus menyadari bahwa kita tetap makhluk yang tidak kebal terhadap godaan. Firman Tuhan berkata jika tanganmu menyesatkanmu maka potonglah dan jika matamu menyesatkanmu maka cungkillah (Matius 5:27-30). Ini berarti bahwa sedini mungkin kita harus membuang jauh-jauh bila ada hal-hal yang bisa menggoda kita untuk berbuat dosa. Misalnya, bila kita berlangganan internet tetapi kita malah menggunakannya untuk melihat situs-situs porno, maka berhentilah berlangganan atau letakkan komputer si ruang keluarga. Intinya, apapun yang bisa membuat kita terjerat dosa, cegahlah dan buanglah jauh-jauh sedini mungkin!





"Yang paling menggairahkan dan memuaskan adalah wawasan yang muncul tiba-iba yang membuat kita berubah menjadi sosok yang lain-bukan hanya berubah, tetapi berubah menjadi lebih baik. Saat seperti itu memang langka, tapi kita semua pasti pernah mengalaminya. Kadang-kadang asalnya dari buku, dakwah, khotbah, syair dalam sebuah puisi, nyanyian."



Setelah membaca renungan ini, aku menjadi bergairah untuk menjadi lebih baik dari kemarin...
Semoga..

0 komentar:

Posting Komentar