Kusandarkan tubuhku kesalah satu papan kayu dan menarik napas panjang.
Mollie yang bekerja dengan mantap mengangkut batu bata itu, tampak santai dan
jadi banyak bicara, bercerita tentang bangunan-bangunan yang dibangunnya, dan
tentang sekolah, teman-temannya dan
pelajaran menunggang kuda yang akan diikutinya. Dan, aku baru sadar, kami
memang tengah membeli batu bata untuk membangun dinding, tetapi sebenarnya yang
kami lakukan adalah merubuhkan dinding, dengan membongkar satu demi satu batu
bata. Dinding yang telah mengancam akan memisahkan aku dari putriku.
Sejak saat itu, aku baru mempelajari berbagai hal yang telah dipelajari
ibunya. Cara menonton acara TV bersama Mollie, meskipun sebenarnya aku tidak
ingin menonton acara itu, cara menemaninya dengan sungguh-sungguh, bukan sambil
membaca koran atau majalah. Mollie tidak menginginkanku karena barang yang
dapat kuberikan kepadanya, atau karena aku mengajaknya pergi entah kemana, atau
bahkan bukan karena apa yang kami lakukan bersama-sama. Dia hanya menginginkan
kehadiranku. Titik.
0 komentar:
Posting Komentar