Kamis, 02 Juni 2011

Awas Cinta Uang!

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.  
1 Timotius 6 : 10

Seorang pria kaya raya menderita insomnia. Setiap malam ia tidak bisa tidur nyenyak karena kuatir pencuri akan datang ke rumahnya dan mencuri hartanya. Sampai suatu hari, ia terkejut melihat tetangganya, seorang pria sederhana yang selalu gembira. Kemana-mana nampak ia selalu tersenyum sambil bersiul-siul. Malam hari pun pria ini dapat tidur dengan nyenyak di rumahnya yang serba sederhana. Namapaknya, ia tidak kuatir akan apapun. Maka, si pria kaya kemudian mengambil hartanya dan menyerahkannya kepada si miskin. Sejak saat itu pria kaya itu dapat tidur dengan nyenyak sedangkan si pria miskin menjadi sulit tidur lelap karena takut hartanya dicuri orang.


Apa pesan moral dari dongeng di atas? Harta kekayaan seringkali merebut damai sejahtera kia. Coba kita lihat. Orang berebut warisan sampai bertengkar dan bermusuhan dengan saudaranya sendiri. Gereja pecah dan jemaat kocar kacir bukan ketika dalam masa perintisan dan serba kekurangan, namun, ketika gereja sudah menjadi besar dan jumlah persembahannya juga besar. Keluarga porak poranda seringkali ketika semuanya serba ada. Manusia dengan mudahnya dicobai dengan selembar kertas yang bernama uang!
Tuhan sudah memberi peringatan kepada kita bahwa oleh memburu uanglah manusia menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan- kepada mamon dan kepada Tuhan. Orang tidak bisa mengejar Tuhan sekaligus mengejar uang. Tuhan berjanji ketika kita mencari kerajaan Allah, maka, semuanya akan ditambahkan kepada kita. Kita tidak perlu mengejar uang dan berbagai materi lainnya. Ketika kita mengejar Dia, maka otomatis berkat jasamani akan mengikuti kita—dan kita pun akan bisa mengelolanya dengan sikap hati yang benar. Penting sekali bagi kita terus memastikan hati kita tetap terarah sepenuhnya kepada Tuhan. Uang dapat mengaburkan pandangan kita tanpa kita menyadarinya. Namun, jika mata kita tertuju pada Tuhan, ketamakan, kesombongan, keegoisan, sifat kikir, kedagingan, foya-foya dan berbagai dosa lainnya yang berkaitan dengan uang, akan dijauhkan dari kita sehingga kita benar-benar menjadi orang kaya sejati; kaya dalam kemurahan hati, kaya dalam ketaatan, kaya dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. 

Renungan harian, Spirit For Woman(02 Juni 2011)

0 komentar:

Posting Komentar