Kamis, 16 Juni 2011

Mengapa Kegagalan Membuat Kita Putus Asa

Kita hidup dalam budaya yang didorong oleh sukses. Bahkan orang bisa mengatakan bahwa sukses adalah agama nasional kita. Banyak orang Kristen yang menjadikan sukses idola mereka. Kita telah menciptakan mitos yang menyatakan bahwa Tuhan hanya menginginkan sukses kita. Sungguh kebohongan besar! Tuhan tidak berurusan dengan sukes melainkan
dengan penyempurnaan.
Apa yang diinginkanNya adalah kesucian kita, kemurnian kita. Sabda-Nya mengukuhkan hal ini: “Namun Dia tahu segala jalanku, juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku diuji, akan terbukti bahwa hatiku murni” (Ayub 23:10).
Pasal lainnya mengatakan hal yang sama. “Iman kalian berharga dari emas, juga harus diuji juga supaya menjadi teguh. Dan dengan demikian kalian akan dipuji dan dihormati serta ditinggikan pada hari Yesus Kristus datang kembali.” (1 Petrus 1:7).

Kalau kita tahu dalam hati kita bahwa Tuhan menggunakan kegagalan untuk menyempurnakan kita, mengapa kegagalan membuat kita putus asa? Terutama karena kita tidak mengetahui peranannya dalam program pemurnian Tuhan. Juga ada alasan lainnya:
  1. Kegagalan membuat kita putus asa karena menunjukkan ketidaksempurnaan kita.
  2. Kegagalan membuat kita putus asa karena kita secara tidak rasional  mengacaukan GAGAL dengan menjadi ORANG GAGAL. Saya mungkin sering gagal, tetapi hal itu tidak menjadikan diri saya orang gagal. Anda bukan orang gagal hanya karena Anda gagal, tetapi Anda orang gagal kalau Anda berhenti berusaha. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Steve Davis, “Mungkin bukan kesalahan Anda kalau Anda jatuh, tetapi pasti kesalahan Anda kalau Anda tidak bangun kembali.”
(Habits of Mind)

0 komentar:

Posting Komentar